Tips Jitu Melatih Anak Anda Tumbuh Cerdas - Na-Ra »»Blog Nabila Rahma ««

Breaking

BANNER 728X90

01 November 2011

Tips Jitu Melatih Anak Anda Tumbuh Cerdas

Setelah membacakan cerita kesukaan anak, pertanyaan apa yang Anda berikan?
Katakanlah ceritanya tentang Puteri Salju. Pertanyaan yang digunakan kebanyakan adalah siapakah nama Putri? dimana ia tinggal? dan lain-lain. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi anak. PERCAYALAH!

Sebenarnya, kita dapat mengembangkan kecerdasan anak setiap saat, ketika mendampingi mereka bermain, mengajak ngobrol, makan bersama, menemani belajar dan lain-lain melalui teknik bertanya yang jitu. Bagaimana caranya?

Teknik bertanya, secara sederhana diklasifikasikan kedalam empat kategori:

Recall; yaitu pertanyaan-pertanyaan yang mengundang kemampuan mengingat. Sebagai contoh, dimanakah puteri paman petani tinggal? siapa nama Puteri Paman Petani? Apa ini, apa itu dna lain sebagainya.
Divergen; yaitu pertanyaan yang mengundang anak berpikir dan memecahkan suatu masalah. Bisanya diawali dengan kata bagaimana? Contoh: mainan kamu ada dibawah meja, menurut kamu bagaimana cara mengambilnya? Waduh, di luar gerimis. Bagaimana agar kita bisa keluar? Pertanyaan ini mengundnag jawaban yang bervariasi. Mungkin anak mengusulkan bawa payung, mungkin mengusulkan lari saja, pakai koran dan lain-lain. Pertanyaan seperti ini akan melatih anak untuk mampu memecahkan masalah.
Convergen; yaitu pertanyaan yang mengundang anak mengaitkan dua variabel tertentu atau lebih dan mengambil keismpulan. Biasanya diawali dengan kata mengapa atau kenapa? Contoh, meneruskan pertanyaan di atas, mengapa harus berlari? dan lain-lain.
Evaluatif; pertanyaan yang mengundang anak untuk memberikan penilaian dan mengambil keputusan. Biasanya terkait dengan baik atau buruk. Contoh: apakah baik kalau adik kita tinggal bersama si mba di rumah?
Dulu, ada anggapan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat analisis, sintesis dan evaluatif tidak tepat untuk anak. Itu adalah pandangan yang keliru. Semuanya boleh baik untuk anak atau orang dewasa. Pokoknya di atas 2 tahun anak sudah bisa diajak bicara, apalagi tiga tahun ke atas, anak sudah dalam masa “concious mind” menurut Montessori, sudah bisa diajak dialog. Asal, tentu saja pertanyaannya yang kontekstual dan relevan dengan dunia anak sesuai umurnya.

Nah, pertanyaan untuk kita semua, porsi pertanyaan manakah yang sering Anda berikan untuk anak? apakah recall? sebaiknya kita biasakan bentur-benturkan kepala anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya konvergen, divergen dan evaluatif. Biar kalo sudah besar nanti, bijak dalam mengambil kesimpulan, menilai sesuatu dan pandai dalam memecahkan masalah. Wah, kalo semua anak Indonesia terlatih seperti itu, Indonesia akan menjadi negara yang besar.

Tapi, kalau di rumah, dan di sekolah hanya datang duduk dan mendengar, maka seperti inilah hasilnya. Negeri kita yang……. yang …. seperti ini …( Internet)

No comments:

Post a Comment

Silahkan isi kolom komentar Anda dibawah